Jumat, 21 Januari 2011

^^

Ternyata memang benar, menyakiti jauh lebih sakit daripada tersakiti...

Senin, 17 Januari 2011

Renungan

Aku heran dan sangat tersentak dengan pernyataan seseorang "Akhirat kan belum tentu didapat jadi lebih baik mengejar dunia yang langsung kelihatan hasilnya"
ASTAGFIRULLAHALADZIM"
Kenyataannya sesungguhnya, akhirat itu adalah suatu kepastian sedangkan dunia adalah suatu kefanaan. Ini mungkin hanya mampu diterima oleh manusia yang memiliki naluri dan berpikir menggunakan akal sehatnya. kalo saja manusia mau sedikit tunduk guna merenungkan hikmah penciptaannya pasti ia akan dapat menemukan tujuan hidup manusia yang sesungguhya.
Wallahu a'lam bissahwab
_to be continued_ kalo lg gak sibuk

Semangat!!!

Semoga sukses skripsinya Ririn...
Semangat...semangat
Begadang,kejar pembimbing, kejar penguji, ngeprint dll

S.Kep Maret 2011
Ns Maret 2012

INSYA ALLAH
Ingat Amanah!!!

New Sripit of Ririn
Sukses Menggapai Sukses
Allahu Akbar!!!

Rabu, 12 Januari 2011

Jogja

Pada tanggal 7 - 10 januari 2011, aku dan keluargaku bertadang ke yogyakarta. Sebenarnya tujuan utama kami ke kota itu adalah menghadiri pernikahan salah seorang kakak sepupuku tapi dirangkaikan pula dengan jalan-jalan. Sekalian refreshing setelah ujian proposal pikirku. Saya dan sebagian keluarga ada yang tiggal di Gondang, Klaten (kebetulan salah satu pamanku kerja di PTPN IX jadi bisa nginap sementara disini), ada juga keluarga yang tinggal di mess AURI (tidak jauh dari rumah mempelai wanita) dan ada juga keluarga yang memilih nginap di rumah salah satu tanteku di Bantul.
Aku tak ingin menceritakan tentang pernikahan adat jawa karena aku kurang begitu mengerti. Lebih baik aku ceritakan saja tentang tempat-tempat yang sempat ku kunjungi di Jogjakarta.
Setibanya di Bandara Adisucipto (masih lebih besar dan keren Hasanuddin airport kok...hehehe), rombongan kami dijemput oleh teman kantor pamanku, lalu saya dan sebagian keluarga memilih nginap di gondang, klaten (sebenarnya cukup jauh dari kota 26 Km). Jogja cukup bersih menurutku, setidaknya lebih bersih dan teratur dari makassar. Alhamdulillah, tempat kami di Gondang lumayan luas, bukan hanya rumahnya, tapi tamannya juga plus ada air mancurnya lagi. Sangat dekat dengan museum gula. kata sepupuku, kalo jam 6 pagi dan tidak berkabut, puncak gunung merapi bakalan terlihat di belakang rumah. Saya dan ima (adik sepupuku) pun langsung merencanakan untuk melihatnya setelah shalat subuh tapi ternyata selama 3 kali menyambut pagi disana, Gondang senantiasa terselimuti kabut.
Malamnya, kami berkunjung ke alun-alun Kidul Yogyakarta...(sangat ramai, banyak pengamen dan orang berpacaran tentunya)...Di alun-alun ini ada sepasang pohon beringin yang memiliki suatu makna menurut mitos yang berkembang. (kalo ada yang berhasil lewat diantara pohon itu sambil nutup mata, bakalan terkabul impiannya)...ada-ada saja.
Tempat selanjutnya, adalah Pasar Bringharjo (Pusat Batik, sampai-sampai kepala saya puyeng melihat batik yang super duper banyak dan bervariasi coraknya) lalu kami ke Malioboro, pusat oleh-oleh (harus pandai menawar kalo kesini)
Kemudian di hari terakhir, saya mampir ke Candi Prambanan (luas sekali halamannya, capek jalannya). Candinya banyak yang masih sementara direnovasi pasca gempa jogja beberapa tahun lalu. Ternyata, barang-barang untuk cinderamata lebih baik beli disini daripada di Malioboro karena lebih murah^^
Sebelum ke bandara, kami makan siang bersama di Panta Parangtritis. Ombaknya sangat tinggi, serasa diriku akan ikut tergulung tapi, sayangnya pantai ini agak kotor (banyak sampah dan banya kotoran kudanya), hampir mirip dengan tanjung bayang di makassar, hanya besar ombak yang membedakan.

Hujan deras menghantarkan perpisahanku dengan kota ini. Sayang sekali, ibuku tidak ikut padahal Jogja adalah kota kelahirannya dan beliau belum pernah lagi menginjakkan kaki di kota itu sejak berumur 3 tahun.

Labirin Mimpi

Saat ku ada di sudut dinding itu
Aku ingin sendiri menyepi
Mencoba membangun imajinasi
Akan teka teki kehidupanku

Selanjutnya, ku ingin menyatukan kumpulan puzzle
Dari nostalgia masa laluku
Semuanya harus kurangkai menjadi suatu untaian
Lalu, sempunalah labirin mimpiku

Tapi, aku takut tersesat
Dalam labirin yang telah kubuat itu
Hingga aku terlalu lama berputar dalam ruang itu
Ya, aku kini lupa pada realita

Kemudian, aku coba tuk putar haluan
Kembali ke titik pijak awal langkahku
Setelah sekian lama mencoba
Namun, tetap u rung kutemukan

Mungkin, aku telah benar-benar tak berdaya lagi
Selamat jalan kenyataan
Izinkanku tetap dalam kotak ini
Kotak labirin mimpi
Yang telah kuciptakan walau berbalik
membinasakan diriku sendiri